dikisahkan seorang cowo bernama Bryan.
Bryan ini siswa di salah satu sekolah di Kota di Indonesia
Dia sekarang kelas 11 dan sebentar lagi akan tamat.
Kebetulan Bryan ini cukup populer dan terkenal bahkan dikalangan kakak kelas karena berbagai prestasinya dalam mengharumkan nama sekolah dalam bidang seni, olahraga maupun sastra.
Nyaris sempurna, begitulah julukan guru-guru untuk Bryan.
Apalagi parasnya yang menawan karena ibunya seorang American.
Dengan berbekal seguudang bakat dan orang tua yang tajir, tak heran jika banyak wanita yang mendekatinya.
Namun dia belum menemukan yang tepat dihatinya, selama ini masih sekedar dekat-dekat saja.
Mungkin ini disebabkan kriteria Bryan yang sangat tinggi, yakni:
- Harus jago masak ( dia hobby banget makan)
- Setia
- Perhatian
- Penyayang binatang ( dia melihara 2 ekor anjing, 3 ekor kelinci dan 1 ekor ikan arwana )
- Kalem
- Harus bisa ngomong English well ( Karena dia berencana bawa ceweknya kuliah dan tinggal di England )
- Yang terakhir gak akan ganggu dia kalo lagi nonton bola.. ( ini nih yang bikin dia susah dapat cewe )
Semester baru pun dimulai..
Seperti sekolah-sekolah pada umumnya MOS pun dilakukan..
Ryan termasuk salah satu panitianya karena dia salah satu siswa paling populer disana..
Hari pertama MOS pun dimulai, layaknya pria pada umumnya Bryan dan teman-teman cowok lainnya, Bruno, Jo, Asep dan Rain pun mulai melirik-lirik siswi-siswi baru yang tepat dihati..
Para peserta dibagi menjadi 8 kelompok dan kelima pria jomblo itu mulai mendatangi tiap kelompok untuk melihat siswi-siswi baru..
Dengan cepat Bruno, Jo, Asep dan Rain langsung menemukan yang mereka cari..
Tapi tidak dengan Bryan, menurut Bryan sampai di kelompok ke-6 semua ceweknya mentel..
namun tiba-tiba ia terhenti di kelompok ke -7
Dia melihat seorang siswi baru yang sangat manis.
Kemudian Bryan bilang ke teman-temannya " lemme handle this group" dan teman-temannya mengiyakan..
Singkat cerita Bryanpun berkenalan dengan siswi manis tersebut, ternyata namanya Aline..
Aline siswi pindahan dari Bandung..
Aline datang kesini bareng temannya Ray yang jugapindah dari Bandung
Mereka dua ini teman dekat banget
Bahkan mereka memendam rasa satu sama lain
Cuma ya belum saling menyatakan perasaan aja..
First impression yang diberikan Aline kepada Bryan begitu baik.. Mereka mampu saling berbicara dengan English, which is fit one of Bryan's Gf's requirement (repot amat yah mau jadi pacarnya)
Kemudian next day, Bryan ngasih mereka tugas untuk masak dikantin sekolah, yang gak enak bakal dihukum.
Sebenarnya itu cuma modus agar Bryan bisa tau si Aline jago masak atau nggak.
Dan ternyata it tastes like mom's.
Bryan makin cenat cenut aja dibuat si Aline.
Tapi Ray tau akan hal ini dan tentu saja dia gak akan membiarkan Aline lepas ke pelukan Bryan.
Jadi Ray pun cari siasat untuk menjauhkan Aline dengan Bryan.
Ray mengajak Aline untuk pindah kelompok, tapi Aline nggak mau.
Aline sendiri lagi bingung dengan perasaannya..
Ray yang uda lama ada dihatinya atau kak Bryan yang nyaris Perfect dan super perhatian banget..
Hari ketiga atau hari terakhir MOS..
" Morning Line' How's your day?" sapa Bryan.
" yah so so lah kak hehe , how bout you?" Balas Aline.
" My day? You make my day :)" Jawab Bryan yang langsung nyelonong gabung bareng para senior lain.
Aline hanya terpaku bengong terpesona dengan kata-kata Bryan.
Sementara Ray yang ada di samping Aline terbakar api cemburu dan langsung menepuk pundak Aline untuk menyadarkannya dari kebengongannya.
Waktu menunjukkan pukul 11.50 dan 10 menit lagi sekolah akan berakhir.
" Hey, kamu baru kan di Medan? kalo misalnya ada apa-apa jangan sungkan untuk nanya yah, ini nmor gue catet yah.. 08xxxxxxxxxx" Sahut Bryan tiba-tiba menghampiri Aline.
" Eh iya kak pasti, makasih ya kak" Balas Aline penuh senyuman.
" Oke deh.. kakak mau ke depan dulu, mau penutupan" Balas Bryan.
" Oke kak Thx ya" Balas Aline lagi.
Bryan langsung pergi kedepan.
" Eh ngapain sih tu kakak kelas,sok ganteng amat." Kata Ray tiba-tiba.
" Ih apaan sih lo?" Jawab Aline jutek.
" Lo yang apaan baru nyampe Medan 1 minggu uda ada nomor cowok aja lo, bahkan lo aja gak tau dia baik atau gak" Ray bersikukuh,
" Jangan lebay deh, gue yakin dia baik kok, gak usah urusin gue deh" Balas Aline.
" Whatever, gue ud peringatin lo ya" Jawab Ray.
MOS pun akhirnya berakhir..
Kegiatan belajar mengajarpun uda kembali normal...
Aline dekat dengan Bryan
dan mereka sering telfonan dan ketemuan
sementara Ray cemburu setengah mati dan benci banget ama Bryan.
3 bulan pun berlalu..
Bryan dan Aline semakin dekat saja...
bahkan Aline diantar Bryan ke sekolah
sementara Ray masih sendiri menanti Aline..
hanya kadang ketika Bryan tidak bisa mengantar Aline, Ray lah yang berinisiatif menjemput Aline.
5 bulan telah berlalu..
Bryan berencana mengajak Aline keluar dan mengungkapkan perasaannya..
Dia membuat appointment dengan Aline pukul 7 malam..
Bryan bilang kalau dia belum tau akan jemput atau gak..
Jadi Aline get ready di rumah aja..
Smentara Bryan lupa kalau ternyata hari itu ada pertandingan Liverpool pukul 6.
Jadi ia memutuskan untuk menonton..
Jadi dia sms Aline dan bilang suruh tunggu smpe jam 8, biar dijemput ama Bryan..
Tapi, sial smsnya pending..
Aline terus menunggu..
pukul 7.15 Aline menelpon Bryan..
tapi hp Bryan mati, karen dia gak mau diganggu nonton bola.
pukul 7.30 ia memutuskan untuk langsung berangkat ke cafe tempat mereka janjian..
sesampainya disana dia tidak menemukan sosok Bryan..
pukul 8 malam, Aline mulai bosan menunggu dan amat sangat kecewa pada Bryan..
Dia mengira Bryan mengerjainya..
Dia menelpon Ray untuk menjemputnya pulang..
Smentara Bryan langsung bergegas menuju rumah Aline..
15 menit kemudian, Ray sampai di cafe tersebut..
Aline nangis menceritakan semua yang terjadi pada Ray..
sementara Bryan sampai dirumah Aline dan pembantunya mengatakan kalau Aline sudah pigi..
Bryan pun ngidupin hpnya dan melihat ada missed call..
dy langsung ngebut ke cafe tersebut.
Sesampainya di cafe tersebut.
Dia melihat Aline sedang dipeluk oleh Ray.. (padahal Aline sedang nangis)
Dia langsung aja gebrak meja dan terbakar api cemburu terus langsung bilang
"Oh gitu, Oke Fine!" tanpa basa basi ia langsung ngebut tak tau arah kemana..
Aline langsung nyuruh Ray untuk naik kereta dan nyusul Bryan
Mreka berdua nyusul..
Karena Bryan naik mobil dan mereka berdua naik kereta, Mereka berhasil nyusul Bryan..
Mreka nyuruh Bryan brhenti.
Tapi Bryan gak mau..
Bryan malah menambah kecepatan..
Aline juga menyuruh Ray menambah kecepatan..
Namun naas, karen terlalu cepat, Ray kehilangan keseimbangan dan kereta mereka terjatuh..
Aline dan Ray jatuh bersimbah darah tak sadarkan diri.
Melihat hal ini, Bryan langsung memberhentikan mobilnya..
Seketika ia langsung menyesal dan menerit sekuat-kuatnya
kerumunan orang sudah datang.
Kemudian ia memutuskan untuk membawa mereka berdua ke Rumah Sakit..
Ia mengebut sambil menangis..
Sesampainya dirumah sakit...
Ray dan Aline langsung dibawa ke ruang ICU..
Bryan tidak brani menghubungi keluarga Ray dan Aline..
Ia hanya menelpon Ayahnya yang ada di Amerika dan bilng kalo dia butuh dana secepatnya untuk nyembuhin temannya yang kritis..
Ayahnya tidak marah dan langsung mengatakan iya..
Dokterpun keluar..
" Kamu keluarga kedua korban?" Tanya dokter.
" Eh.. iya saya keluarganya." Jawab Bryan.
" Mana orang tua mereka?" Tanya Dokter lagi.
" Eh.. hmm.. sedang dalam perjalanan, Dok, bagaimana keadaan mereka? Baik-baik aja kan dok?"
" Korban pria baik-baik saja dan akan segera sadar.. tapi korban wanita, mengalami benturan yang amat fatal dan kami harus segera melakukan operasi, ada kemungkinan diamengalami kebutaan."
" Apa? Lakukan dok, Lakukan apapun yang perlu, mengenai biaya nanti langsung saya lunasi, lakukan apa saja dok"
Bryan terjjongkok lemas dan mulai menangis..
Ia menelpon best friendnya Jo..
Beberapa saat kemudian Jo datang.
Jo berusaha menenagkan Bryan.
Bryan menyuruh Jo menarik uang 100.000.000
Sementara Dokter sedang melakukan operasi terhadap Aline..
Operasi berlangsung cukup lama..
1 jam berlalu, seorang suster keluar membawa Ray dan dipindahkan ke kamar biasa.
Bryanpun masuk ke dalam dan meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Ray.
Awalnya suster tak mengijinkan..
Namun Ray juga menginginkannya maka Susterpun mengijinkan.
" Lo baik-baik aja? Sor.." Kata Bryan memecah keheningan.
" Save you fucking speech! Lo tau apa yang uda lo *uhuk* perbuat ke Aline. Dia nungguin lo dari jam 7, lo kemana aja? Lo yang buat janji lo yang telat." Maki Ray.
" Tapi gue ud.." Bela Bryan.
" Ud apa? Lo gak ada kabar daritadi.. lo biarin seorang cewe muda pergi sendiri naik taxi ke cafe.. Where's your fucking brain, huh? Kalo uda gini lo mau apa? lo kira biaya gini murah? Kalo terjadi apa-apa semua salah lo."
" Tenang gue yang tanggung semua biaya kalian."
" Fucked! lo kira uang lo bisa beli segalanya? You ain't buy her heart. Dia cinta banget ama lo, Bahkan dia belain ke cafe sendirian karen dia kira lo bakal ngasih kejutan dengan nembak dia tadi, but what? Lo egois banget!"
" Gue tau gue minta maaf"
" Lo ngapain minta maaf ama gue, minta maaf ama dia!"
Dokter tiba-tiba masuk dan mengajak Bryan keluar untuk berbicara..
" Kami punya kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya operasi yang kami lakukan berhasil dan dia akan segera sadar dalam waktu 5 jam. Kabar buruknya dia mengalami kebutaan pada kedua matanya, dan kami membutuhkan donor untuknya, namun di bank mata kami kehabisan stok mata." Jelas dokter.
" Jadi apa yang bisa saya lakukan dok. Apapun itu asal bisa menyelamatkannya." Jawab Bryan.
" Untuk sementara kita hanya bisa menunggu." Jawab Dokter.
" Baiklah Dok, untuk biaya, teman saya sedang mengambil uang dan akan segera saya lunasi."
Jo pun sudah kembali datang.
Ia melihat Bryan sedang duduk lemas lesu. he bursts into tears.
Jo berusaha menenagkan Bryan.
Seorang suster keluar dari kamar operasi sambil membawa Aline ke ruang kamar perawatan.
Bryan dan Jo langsung menyusul masuk dan Bryan menunggui Aline dan tertidur di kursi disamping Aline dengan tertunduk.
5 jam berlalu, Aline mulai sadarkan diri.
" Loh kok gelap, aku kok gak bisa lihat sesuatu, Ray, Ray" Sayup-sayup terdengar suara Aline menjerit.
Bryan langsung terbangun dan menenangkan Aline.
" Aline, tenang Aline, kamu hanya begini sementara kok." Jawab Bryan berusaha menenangkan.
" Bryan! Pergi! Aku benci kamu, ini semua gara-gara kamu, Aku benci kamu!" Marah Aline.
Jo langsung keluar memanggil suster.
" Aku minta maaf Aline, I'm so sorry."
" Pergi! Aku gak mau dengar lagi!" Tangis Aline.
2 orang suster masuk.
" Mas silahkan keluar dulu anda telah mengganggu pasien kami. Dia masih butuh istirahat untuk tahap penyembuhannya."
Bryan langsung hopeless dan keluar.
" Kalem Bro, everything will be Ok" Kata Jo coba menenangkan.
" If I will, Hidup gue uda hancur. Aline uda benci gue banget. Gak ada gunanya lagi gue hidup, gue uda ngerusak masa depannya." Kata Bryan
" Jangan gitu Bro. Mungkin dia belum tenang aja, sabar aja, ntar kalo uda nemu donor mata pasti dia uda kembali baik ama lo." Jo
" Tapi tetap aja gue ngerasa bersalah. Andai ada yang bisa gue lakuin." Bryan
" Uda deh.. pasti baik-baik aja, emangnya lo mau ngapain? donorin mata lo? gak mungkin man" Jo
" Oh ya. Itu yang harus gue lakuin gue donorin mata gue." Bryan
" Gilak lo, lo kagak serius kan?" Jo
Bryan langsung menghadap ke Dokter.
Tapi dokter tidak bisa mengabulkan permintaannya
Karena donor mata hanya bisa dilakukan oleh orang yang telah meninggal.
Bryanpun keluar dan ngomong lagi ama Jo.
" Jo, gue tau apa yang harus gue lakukan.." Bryan
" Apa?" Jo
" gue harus mengorbankan nyawa gue, jadi mata gue bisa di donorin ke Aline." Bryan
" Shit! Lo becanda? Jangan gila lo.." Jo
" Gue serius, lo teman terbaik gue, lo selalu ngertiin gue, gue minta tolong banget ama lo, kalo lo mau liat gue mati bahagia, tolong ntar lu ksi tau bokap gue, kalo uang 100 juta kemarin tuh sebenarnya buat operasi gue, gue kecelakaan, tapi operasinya gagal." Bryan
" Aduh bro, tapi.." Jo
" Lo tenang aja, demi kebahagiaan gue, toh gue hidup juga bakal gak ada gunanya lagi, gue penjahat paling bejat."
" Kalo itu emang pilihan hidup lo, silahkan Bro.. You're the man!"
Mreka berdua langsung berpelukan.
Bryan dan Jo pulang ke rumah Bryan dan Bryan menulis 2 pucuk surat. Surat pertama untuk Aline dan surat kedua untuk Dokter.
Kemudian Bryan menyuruh Jo ke Rumah Sakit duluan nungguin dy.
Ternyata Bryan berniat untuk menghabisi nyawanya sama seperti yang dialami Aline.
Dia memacu mobilnya kencang-kencang sambil menangis.
Ia teringat semua kenangannya bersama Aline.
Semakin ia sedih, semakin ia menambah kecepatan, kemudian ia menabrakkan mobilnya ke sebuah tembok rumah kosong.
Ia langsung mati ditempat.
1 jam kemudian, Bryan datang ke rumah sakit untuk menemui Jo, tapi kali ini dalam wujud mayat.
Jo menangis terharu, kemudian ia menyerahkan surat kepada Dokter
"Dok, ini saya Bryan, sekarang saya udah meninggal, tolong mata saya di donorkan ke Aline, lakukan apapun yang bisa buat dia kembali normal, semua Biaya ditanggung oleh teman saya yang memberikan surat ini kepadamu. Dialah satu-satunya keluarga saya.Tolong jangan beri tahu Aline mata ini berasal dari saya. Thx
ttd,
Bryan"
Dokter menangis terharu membaca surat tersebut. Iapun melakukan seperti yang diminta Bryan.
Setelah terapi selama 3 bulan, Aline pun sembuh dan kembali sekolah seperti normal.
Orang-orang tidak mengetahui kematian Bryan.
Di sekolah, Jopun memberikan surat yang dititpkan Bryan kepada Aline.
"Aline, how's your day? You make my day hehehe. Kamu uda sehatkan? Maaf ya atas segalanya, aku cuma mau kamu tahu, aku sayang banget sama kamu. Tapi ya it's okay, mungkin kamu udah benci banget sama aku. Tapi it changes nothing. Kamu akan menjadi wanita terakhir yang ada dihatiku selamanya. Sekarang aku uda tinggal di Amerika, kamu jangan cari aku lagi ya, kamu sama Ray aja, dia sayang banget ama kamu melebihi aku. Sekali lagi I'm so sorry! I'll always love you forever Aline!"
With Love,
Bryan
Membaca surat itu, Aline menangis, ia tahu kalau ia masih mencintai Bryan. Ia mendesak Jo untuk membawanya ke Amerika untuk menemui Bryan. Namun Jo menolaknya.
Karena terus menrus didesak oleh Aline, Jo pun menceritakan yang sebenarnya terjadi.
Aline langsung menangis an menyesal telah memarahi Bryan ketika itu.
" Lo sekarang uda tau semuanya, tak ada lagi yang perlu lo sesali, lo tinggal melanjutkan amanat yang dipesankan Brayan ke lo aja!" Pesan Jo dan akhirnya Jo pergi meninggalkan Aline yang masih termenung.
Setelah kejadian itu, Aline dan Ray kembali dekat dan Aline percaya inilah satu-satunya cara untuk membalas segala yang diberikan Bryan kepadanya.
" Cause you are my eyes!"